
Akhirnya setelah sekian lama
memimpikan keinginan untuk menaklukan Gunung mandalawangi akhirnya tercapai
juga setelah Khotib yang merupakan sohib karib aku yang ber usia sebaya dengan
aku dua puluh lima tahun tapi khotib ini nama orang ya bukan nama khotib waktu
shalat jumat di mesjid sepakat untuk
menjelajahi Gunung Mandalawangi yang juga diamini oleh dua orang junior kami
yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP yaitu Ujo dan Kohar.
Setelah mendapat izin dari orang
tua masing setengah enam pagi kami berempat sudah berangkat menuju lokasi
pendakian setelah mengemas perbekalan dan juga tidak lupa tiap anggota dibekali
senjata berupa golok dan senapan angin milik mereka masing-masing lantaran
untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Tidak terasa kami berempat sudah
naik mengelilingi pertengahan lima puluh persen diatas ketinggian gunung, ada
pun jalur yang kami lalui yaitu pertama masuk di Cilegong lalu ke Patrol dan Cibisoro.
Dari Cibisoro kami pun masuk ke jalur menuju Tegal Eunteung yang jaraknya lumayan jauh serta selain harus melewati turunan yang sangat dalam juga harus turun naik ke seberang dengan jurangnya yang sangat curam dan yang menjadi pegangan kami hanyalah akar-akar pohon yang merambat di sekitar tebing.
Tiba di Tegal Eunteung tepat waktu
shalat dzuhur dan perjalanan yang di tempuh baru sekitar empat puluh persen
sedangkan terlihat langit mulai gelap tertutup awan hitam yang tidak lama
kemudian turun hujan yang sangat deras sedangkan jalan yang akan di lalui harus
melewati jurang lagi dan banyak terlihat bekas tapak kaki macan.
Di sebabkan hujan yang turun makin
lebat dan tertutup awan membuat kami tidak tahu arah, dalam kondisi yang kritis
itu dalam hati saya menjerit “ya Allah berikanlah keselamatan bagi aku, teman
dan anak-anak kecil yang bersamaku sebab aku punya tanggung jawab kepada orang
tua mereka”.
Setelah aku berdoa aku pun
mendapatkan ketegaran hati dalam mengeksekusi keputusan untuk melangkah menuju
lembah yang dalam dan gelap penuh dengan pepohonan sambil berdzikir di dalam
hati, saya pun membabat belukar menggunakan golok untuk membuka jalan.
Dan sampailah kami pada sebidang
kebun jagung yang pohon dan buahnya sangat mulus, kami jadi tidak mengerti di
dalam lembah tengah hutan belantara tersebut ada kebun jagung yang mulus secara
logika itu merupakan hal yang tidak mungkin jangankan berkebun jagung di tengah
hutan yang di pinggir hutan pun sering menjadi sasaran monyet dan babi hutan.
Kami pun menuju saung yang terdapat
di tengah kebun jagung itu dalam keadaan penasaran kami pun menyelidikinya dan
setelah jarak sudah dekat dengan saung terlihat ada seorang nenek yang sedang
duduk berteduh “jang rek kamarana los-los kadieu (nak mau pada kemana kok sampai
ke sini)” nenek itu menyapa kami.
Kami pun senang di sapa nenek tua
itu “puguhan ni abdi teh nyasab neangan jalan kusabab poek ku hujan jeung teduh
(itu dia nek saya itu kesasar tidak tahu arah jalan sebab gelap oleh hujan dan
awan)” aku menjawab sapaan nenek itu “uih ka Cimuncangnya (pulang ke Cimuncang
ya)” kata si nenek.
Kami pun makin penasaran kok nenek
ini tahu asal kami “muhun ni uih ka Cimuncang (betul nek pulang ke Cimuncang)”
jawabku, lalu si nenek menunjukan arah ke arah bawah jurang dan dia berpesan
jika melewati pohon besar yang di penuhi burung-burung jangan sampai kami
menembaknya.
Setelah kami melihat arah yang
ditunjukan si nenek tua itu anehnya terlihat dengan jelas ada jalan setapak
menuju arah jurang lalu kami pun pamit pada nenek tua itu dan benar saja
setelah kami melewati jurang itu kami pun melewati pohon yang sangat besar yang
di penuhi oleh burung-burung hutan dan sertinya tidak perlu di ceritakan lagi
akhirnya kami sampai di kampung kami dengan selamat.
Tetapi setelah kami sampai di
kampung ternyata kami sudah di tunggu orang sekampung dan mereka banyak yang
mencemaskan keselamatan kami bahkan ada yang mencari kami ke Cibisoro dan
sebagainya hehe... ternyata mereka semua menyayangi kami.
Puncak Pegunungan Mandalawangi
terletak di antara Kabupaten Garut dan Bandung sedangkan puncak pegunungan
Mandalawangi merupakan batas ke dua Kabupaten itu.
Pengalaman Menaklukan Gunung
Mandalawangi Serta Petunjuk Nenek Misterius yang tidak bisa di lupakan dan
pesanku dalam situasi apa pun kita jangan lepas dari dzikir selalu meminta
perlindunganNya dan ikuti wisata petualangan berikutnya untuk anda ketahui
trik-trik bakat alam yang aku miliki dalam melakukan penjelajahan di hutan dan
gunung yang belum sempat aku ketik di postingan kali ini.
Termasuk pengalaman misterius juga y gan....
ReplyDeleteSalam blogwalking malam dari Pulau Dollar
waalaikumsalam mas terima kasih telah mampir
Deletecinta-cita mendaki sejak kecil akhirnya kesampaian juga ya Mas
ReplyDeletebetul gan.. terima kasih telah berkunjung
Deletedi gunung kadang banyak menemui hal-hal yang berbau mistis ya mas :)
ReplyDeletebetul sekali mas kadang - kadang banyak sekali kejadian yang tidak masuk akal yang kita temui
DeletePengalaman yg berharga,ketika pergi ke gunung memang harus dengan niat yg baik karena jika tidak akan banyak halangan.
ReplyDelete